Rangkaian charger otomatis. Charger merupakan alat untuk mengisi baterai. misalnya pada baterai ponsel dan sejenisnya. Melalui charger, energi listrik
untuk baterai dialirkan, mengingat tidak mungkin listrik secara
langsung ditranfer ke baterai tanpa alat perantara bernama charger.
Jenis charger sendiri bermacam-macam tergantung dengan spesifikasi
baterai yang digunakan. Alhasil, charger dan baterai menjadi dua sejoli
yang tidak terpisahkan.
Gambar Skema Rangkaian Charger Otomatis
Daftar Komponen
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio / Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)
3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)
4. Catu daya 9 volt
Pada dasarnya rangkaian charger otomatis
memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian tersebut
dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara
tegangan supply dengan baterei
yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba
untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan baterei maka baterei
bisa dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui baterei
yang di-charge tidak bisa dikontrol serta jika baterei sudah penuh maka
baterei tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan
pendek.
Prinsip Kerja Rangkaian Charger Otomatis
Pada saat baterei kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor
Q1 akan langsung aktif dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan
akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus yang akan mengisi
baterei sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung
dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian
berlangsung kenaikan tegangan pada baterei akan memperbesar arus yang
mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1
merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk
menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching
rangkaian. Untuk VR1 Anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai
dengan selera Anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi
LED indikator D3 pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada
kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Jika baterei sudah terisi penuh maka LED indikator secara otomatis
akan menyala dikarenakan kenaikan tegangan pada baterei yang di-charge
akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis transistor Q2
serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami
cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut
Q1 akan mengalami kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir
semua arus yang mengalir pada R1 10 K ohm akan berpindah ke dioda D1
yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami
jenuh.
Charger dan baterai menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan, untuk itu Anda perlu memiliki rangkaian charger otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar